Rabu, 04 Januari 2012

Budaya Ontologis dan Budaya Mistis


Budaya Ontologis
Gambar seniman pencipta musik-musik klasik
Salah satu hal yang mempengaruhi estetika musik di Indonesia adalah Budaya Ontologis. Bentuk budaya ini berawal dari datangnya masyarakat budaya Barat ke Indonesia, yakni setelah masa Renaisains abad ke-15 dan ke-16 di Eropa. Dengan datangnya budaya barat itu, nilai-nilai barat pun mulai berkembang di Indonesia.
Istilah “Budaya Ontologis” dipopulerkan oleh Van Peursen. Menurut Van Peursen, Budaya Ontologis merupakan bentuk pemikiran yang lebih bersifat formal, resmi, dan teratur. Dengan berdasarkan nilai ini, segala sesuatu memiliki aturan yang jelas sehingga setiap orang memiliki pengertian yang sama akan suatu hal. Kumpulan nilai-nilai seperti inilah yang oleh Van Peursen dinamakan Budaya Ontologis. Cara berpikir demikian juga disebut sebagai cara berpikir orang modern.
Namun, Budaya Ontologis lebih diterapkan dalam musik klasik. Keberadaan aturan yang pakem (jelas dan standar) dalam musik klasik menunujukkan ciri khas dari Budaya Ontologis. Aturan pakem itu dapat terlihat dalam partitur yang digunakan dalam musik klasik. Di sana, tercantum dengan jelas tempo yang harus digunakan dan dinamika yang harus dimainkan. Bagian mana yang harus dimainkan secara mengalun, bagian mana yang harus dimainkan dengan hentakan, bagian mana yang berbunyi lembut, bagian mana yang berbunyi keras, dan sebagainya. Semuanya diatur dengan sangat jelas dan rapi. Setiap orang yang membaca partitur tersebut akan menghasilkan bunyi yang sama. Aturan ini pun seringkali berada pada tingkat kesulitan yang cukup tinggi. Dengan demikian, tidak mengherankan jika musik klasik terus dijadikan barometer (tolak ukur) keterampilan bermain musik internasional.
Berbeda dengan musik modern yang lebih mengedepankan unsur kebebasan berekspresi. Musik Modern memberikan ruang bagi pemusik khususnya para generasi muda untuk bereksperimen dengan jenis musik yang mereka gemari. Bukan saja kebebasan berekspresi dalam jenis musik yang terkandung dalam musik modern,( khususnya di Indonesia) kita juga melihat adanya kebebasan mempergunakan syair lagu itu sendiri. Jika lagu-lagu zaman dahulu lebih cenderung menceritakan runtut suatu kisah mengenai tema lagu itu, pada saat ini musik modern malah terkesan seperti puisi-puisi modern yang terkadang hanya mempergunakan satu bait kata dan diulang secara terus menerus hingga lagu berakhir. Sebagai contoh kita bisa melihat pada lagu Melly Goeslaw yang berjudul “I Just Wanna Say I Love You”.
Musik modern merupakan pembaharuan dari musik klasik. Oleh karena itu, musik modern ini tidak bisa kita pisahkan dari musik klasik. Bentuk budaya Ontologis juga masih terdapat dalam musik modern ini. Lagu-lagu jenis pop yang dinyanyikan oleh banyak penyanyi terkenal merupakan suatu bentuk budaya ontologis. Lagu-lagu itu biasanya tercipta dalam aturan yang telah dikembangkan dari akar musik klasik. Ada partiturnya, ada ketentuan dinamika yang jelas, dan sebagainya. Contoh konkrit misalnya, gubahan lagu yang dilakukan composer Erwin Gutawa untuk konser-konser beberapa penyanyi seperti Krisdayanti, Titi Dj, Ruth Sahanaya, dan lain-lain. Ini merupakan suatu bentuk budaya Ontologis. Gubahan lagu itu diperuntukkan bagi pemain musik dalam konser. Hal ini kemudian menjadi patokan aturan yang akan mendasari permainan musik secara keseluruhan. Dengan demikian kita dapat simpulkan, budaya Ontologis masih melekat dalam semua jenis musik, baik musik klasik maupun modern. Budaya ontologis masih menjadi dasar dibuatnya sebuah karya musik (lagu).
Alasan: mengapa salah satu lagu Melly Goeslaw yang berjudul I Just Wanna Say I Love You merupakan budaya ontologism yaitu arena music ini merupakan pembaharuan dari music klasik. dam music ini merupakan music modern yang tidak dapat dipisahkan dari music klasik.



Budaya Mistis
Gambar bentuk budaya mistis
Sejalan dengan kebangkitan gerakan paranormal, gerakan kebatinan dan tradisi budaya mistik juga mendapat tempatnya kembali untuk menyatakan diri di Indonesia, apalagi sejak reformasi dimana kebebasan seni mulai dibuka termasuk di kalangan orang-orang Cina, maka baik budaya mistik Cina maupun Pribumi mulai banyak dipertunjukkan secara terbuka, khususnya permainan 'Tarian Naga' (Liong), 'Barongsai' (tarian Singa), ‘Kuda Renggong’, dan 'Reog Ponorogo.'
Budaya maupun adat istiadat umumnya berkembang secara turun temurun dan diikuti oleh anak cucu secara terus menerus. Karena adat-istiadat dan budaya beranjak dari kehidupan masalalu yang primitip, kita melihat bahwa banyak budaya beranjak dari dasar kepercayaan yang bersifat 'Animisme' (mempercayai bahwa dibalik semua realita ada roh-roh yang bekerja) maupun 'Pantheisme' (mempercayai bahwa alam adalah Tuhan). Perpaduan kedua faham ini menghasilkan kepercayaan primitip yang bersifat mistis dan magis dan mewarnai budaya di mana-mana.
Kita bisa melihat bahwa semua gejala-gejala alam dalam budaya primitip ini dipersonifikasikan entah sebagai 'manusia' seperti dalam kepercayaan Yunani Purba maupun di India, tetapi juga dipersonifikasikan dalam bentuk lambang 'manusia dan binatang' seperti di Timur Tengah dan Cina. Dalam tradisi budaya ini unsur tradisi budaya yang alamiah tidak bisa dilepaskan dari unsurnya yang mistis dan magis, soalnya keduanya menyatu. Personifikasi itu kemudian dibakukan dalam bentuk patung-patung berhala (totem), lukisan, benda-benda yang dikeramatkan (jimat) maupun tari-tarian menggunakan figur-figur lambang tadi.
Pada budaya mistis, manusia justru bersikap menyatu dengan alam, contoh budaya mistis masyarakat indonesia misalnya terlihat dalam prilaku menyadap air nira
dalam budaya mistis, ada hal-hal yang menjadi perhatian utama bagi individu dalam masyarakat. hal ini pada gilirannya juga mempengaruhi pola pikir masyrakat dan karya-karya yang mereka hasilkan. hal-hal tersebut antara lain
- sistim upacara atau ibada yang dilakukan
- dasar mitologi yang dipercayai sebagai kisah asal-usul semesta
- tatanan kepercayaan masya rakat
- etika agama yang lazim disebut hukum adat
- sistem mistik yang menyatukan diri dengan alam gaib
Alasan : mengapa salah satu kebudayaan yaitu kuda renggong dikatakan budaya mistis, karena kuda renggong ini mengandung unsure-unsur mistis seperti orang-orang yang kesurupan ketika memainkannya sehingga dapat memakan potongan kaca. yang menurut pikiran manusia tidak masuk akal. Dan kebudayaan ini merupakan kepercayaan yang dipercayai sejak jaman dahulu.

1 komentar:

  1. Harrah's Casino & Hotel Map & Floor Plans - MapyRO
    Find 대전광역 출장샵 your way around the 영천 출장샵 casino, find where everything is located 오산 출장안마 with map directions, 나주 출장안마 Harrah's Cherokee Valley River Casino, Cherokee, North Carolina, 오산 출장안마 USA.

    BalasHapus